Aku juga bingung harus
memulai dari mana. Seharusnya setiap cerita mempunyai awal yang jelas dan akhir
yang bahagia (berharapnya seperti itu), mirip cerita sinetron tapi sayangnya
bukan.
Ini tentang Aku dan Kamu.
Tentang seseorang yang menemukan dan dipertemukan. Ketika Aku sudah mulai “mengakrapi” kesendirian.
Lebih tepatnya keterpaksaan mengakrapi. Setidaknya dengan sendiri, kita bisa lebih mengerti apa yang kita ingini, setidaknya itu pikirku. Hal yang mustahil, terlebih bila sudah menyangkut masalah.. iya benar, Hati.
Kamu datang. Dan kita dipertemukan. Hanya satu bulan, dapat membuat kita layaknya mengenal cukup lama, berbicara tanpa batas, hingga sampailah pada titik inti.. Prihal hati.
Kita dipertemukan. Dengan keadaan yang hampir sama. Hati yang sama-sama memiliki bekas luka lama.
Lagi, diluar kemampuanku mencari sebab-akibat, aku tidak mengerti apa yang coba direncanakan Tuhan untuk kita.
Mempertemukan dua hati yang masih sama-sama berantakan.
Satu yang aku yakini selama ini. “Tuhan mempertemukan kita pasti memiliki alasan dan apapun itu adalah baik”.
Seperti itu bukan cara takdir bekerja?.
Dan sekarang, tugasku ialah memperjuangkan alasan itu. Mencoba memperjuangkan apa yang sepantasnya diperjuangkan, entah apa kata takdir nanti.. Terserah.
Ini tentang cerita Tuhan. Dan kebetulan melibatkan Aku serta Kamu. Begitulah aku menyimpulkan.
Desember,
beserta doa penghujung tahun, Banyuwangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar